Dua aktivis ChristenUnie, Peter Bronsveld dan Mirjam Bos, mendatangi Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, di Den Haag pada Senin 10 Juli 2017.
Mereka menyampaikan petisi yang ditandatangani 20 ribu orang, yang menuntut Gubernur Basuki Tjahja Purnama atau Ahok segera dibebaskan dari penjara.
"Dubes secara personal berjanji memastikan petisi tersebut akan disampaikan ke pihak pemerintah," kata Voordewind.
Kampanye bertajuk "Red Ahok" diluncurkan pada 20 Mei 2017 atau dua pekan setelah mantan Gubernur DKI Jakarta dilaporkan masuk penjara.
Petisi tersebut meminta sejumlah hal pada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Salah satunya, meminta Ahok segera dibersihkan dari semua tuduhan dan dibebaskan dari penjara.
Petisi itu juga meminta agar Ahok, keluarganya, rekan dan pendukung dilindungi terhadap kemungkinan serangan dan pembalasan oleh lawan politik.
Pada akhir kampanye, 20 ribu orang menandatanganinya, "Kami sangat bersyukur karena banyak orang yang menandatangani petisi, menunjukkan kemarahan mereka terhadap kriminalisasi gubernur yang beragama Kristen itu," ucap Voodewind.
Basuki Tjahaja Purnama, yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, menjadi sorotan dunia mulai awal Mei 2017 lalu, saat ia diputuskan bersalah dalam kasus penistaan agama, ia divonis dua tahun penjara.
"Itu adalah sebuah langkah mundur bagi Indonesia, di mana kebebasan beragama dijamin dalam kontitusinya," kata Voordewind
Ia mengatakan, kasus Ahok menjadi perhatian di Eropa. Kampanye "Red Ahok" juga berkomitmen mengikuti perkembangan pemidanaan terhadap Basuki Tjahaja Purnama.
Ke depan petisi juga akan diluncurkan, yang cakupannya tak hanya di Belanda, melainkan juga masyarakat internasional.
Petisi tersebut direncanakan akan diserahkan pada Parlemen Eropa dan PBB.
Saat dikonfirmasi, Dubes RI untuk Belanda, I Gusti Wesaka Puja, membenarkan penyerahan petisi tersebut.
"Sesuai permintaan mereka, kami terima petisi tersebut minggu lalu," kata Dubes soal petisi untuk Ahok yang diterimanya.
Posting Komentar