Pelangi4D - Wacana pemerintah tentang pemindahan ibu kota dari Jakarta kembali
menguat. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (bappenas) semakin
serius menyiapkan rencana pemindahan ibu kota dengan melakukan kajian
pemindahan ibu kota, termasuk skema pendanaan, yang akan rampung tahun
ini.
Country Manager Rumah.com, Wasudewan, menjelaskan pemindahan ibu kota
suatu negara bukanlah hal yang baru. Namun bila ini terjadi di
Indonesia, tampaknya Indonesia akan jadi negara pertama yang
melakukannya di era digital. Karenanya, selain fasilitas fisik,
ketersediaan infrastruktur digital juga menjadi hal mutlak. Jangan lupa,
pemerintah pun mengarah pada e-Government.
“Isu yang sedang menghangat ini juga bisa menimbulkan aksi
ambil untung dari para spekulan tanah dan lahan. Untuk itu kami mencoba
memberikan solusi bagi para pencari lahan baik untuk rumah maupun yang
lain untuk mendapatkan transparansi data properti yang kami hadirkan
melalui Rumah.com Property Index,” jelas Wasudewan dalam keterangan
tertulis, Sabtu (15/7/2017).
Data Rumah.com Property Index ini cukup penting digunakan karena merupakan hasil analisis dari 400 ribu listing properti
yang diakses 3,4 Juta pengunjung Rumah.com setiap bulannya. Para
pengunjung tersebut juga mengunjungi 17 Juta halaman properti Rumah.com
setiap bulan.
Sebagai contoh, dari listing yang ada di Rumah.com, saat ini
harga tanah di tengah Kota Palangka Raya, salah satu kota yang disebut
akan jadi calon ibu kota baru, masih dibanderol cukup terjangkau,
kisaran Rp 350 ribu per meter persegi untuk lahan yang terletak
strategis tepat di tepi jalan. Sementara untuk lahan kosong yang
lokasinya lebih jauh dari pusat kota, harga di pasaran jauh lebih murah
lagi yakni hanya sekitar Rp 40 ribu per meter persegi.
Menurut Wasudewan, kenaikan harga tanah biasanya akan terjadi jika
pemerintah sudah memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Palangka Raya
atau jika sudah mulai marak pembangunan proyek infrastruktur seperti
jalan tol dan lain-lain.
Pemerintah khususnya Badan Pertanahan Nasional (BPN) harus mampu
mencegah permainan spekulan tanah. Pemindahan ibu kota sama artinya
dengan memberi peluang untuk harga tanah itu naik. Karena jika semua
kantor administrasi bakal pindah ke ibu kota baru tersebut maka pasti
akan ada ribuan keluarga yang butuh tempat tinggal.
“Ini akan jadi satu ruang investasi baru yang sangat besar karena
luasan lahan yang dibutuhkan juga sangat besar. Oleh karena itu, isu
utama seputar properti yang harus diantisipasi terkait wacana pemindahan
ibu kota ini adalah spekulan tanah. Sehingga kebutuhan akan
transparansi data properti baik lahan maupun rumah sangatlah penting,”
pungkas Wasudewan.
Posting Komentar