Berlin - Sedikit 547 anak laki-laki di sebuah sekolah Jerman mengalami kekerasan seksual maupun fisik. Para korban menyebut situasi dalam sekolah itu sama seperti 'penjara, neraka bahkan kamp konsentrasi'.
Seperti dilansir AFP, Rabu (19/7/17), penyidik setempat masih menyelidiki tindak kekerasan di sekolah paduan suara Katolik bernama Regensburger Domspatzen ini. Sekolah yang berusia 1.000 tahun ini berada di wilayah Bavaria Jerman bagian selatan.


Sekolah panduan suara atau choir school merupakan sekolah khusus bagi siswa yang memiliki suara merdu dan akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Sekolah di kota Regensburg ini terseret skandal paedofil dan kekerasan seksual masal yang menyelimuti gereja-gereja katolik dunia.

Dua tahun lalu, pengacara Ulrich Weber ditugaskan keuskupan untuk menyelidiki kasus ini. Dia merilis laporan akhir soal kasus ini pada Selasa(187) waktu setempat. Tindak kekerasan seksual dan fisik itu diketahui terjadi antara tahun 1945 hingga awak tahun 1990. Weber menyebut ada 67 kasus kekerasan fisik yang berhasil dibongkarnya. beberapa siswa menjadi korban kedua praktik kekerasan itu.

Banyak korban yang memiliki kenangan buruk atas sekolah paduan suara ternama di kota Regensburg itu. "Masa terburuk dalam hidup mereka, yang penuh ketakutan, kekerasan, ketidakberdayaan,"ujar Weber tentang kenangan buruk para korban.


Kasus yang diungkap Weber kali ini dua kali lipa lebih banyak dari kasus kekerasan oleh guru di rohaniawan sekolah, yang di bongkar Weber melalui wawancara pada Januari 2016 lalu. Saat itu, Weber mengungkap 231 kasus kekerasan di sekolah tersebut.

Para korban, sebut Weber , mengaku menjadi korban pemerkosaan, pencabulan, pemukulan dan dibiarkan kelaparan. Weber yang tidak bisa mewawancarai seluruh mantan siswa tersebut, memperkirakan koban sebenarnya bisa mencapai angka 700 orang.






Menurut Weber, tindak kekerasan banyak terjadi di area utama sekolah. Sedikitnya 49 terduga pelaku kekerasan telah di identifikasi, namun kecil kemungkinan mereka akan diadili karena tindak pidananya terjadi di masa lalu. Para korban diperkirakan akan menerima kompensasi masing-masing sebesar 20 ribu euro
(Rp 3 miliar).

Pihak keuskupan meminta maaf kepada para korban dalam pernyataannya."Kita semua melakukan kesalahan dan kita belajar banyak dari itu,'" demikian pernyataan keuskupan setempat.





Posting Komentar

Author Name

PELANGI4D.COM

PELANGI4D.COM
1 USER ID SEMUA GAME

SPORTSBOOK

SPORTSBOOK PASARAN BOLA TERLENGKAP

CASINO

CASINO BACCARAT - SICBO - ROULLET - DRAGON TIGER

SABUNG AYAM

SABUNG AYAM SABUNG AYAM LIVE

TOGEL

TOGEL SGP - HK - SYDNEY - SENTOSA 4D & TOTO

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.