Punk Muslim: Rambut mohawk, bertato, dan tetap menyanjung Nabi Muhammad
Anak-anak punk di Indonesia sering dihubungkan dengan
perilaku urakan dan kekerasan, tetapi sebuah gerakan yang diberi nama
'Punk Muslim' ingin mengubah citra itu.
Khas dengan rambut mohawk, tato di lengan, dan celana
jeans belel, gerakan Punk Muslim mengklaim bahwa mereka tetap
berpendirian pada semangat pemberontakan dan ideologi anti-kemapanan.
Tetapi
mereka mengekspresikan itu dengan bernyanyi tentang nilai-nilai Islami,
kebebasan Palestina, dan isu-isu sosial yang dihadapi komunitas Muslim
global.
Punk Muslim memiliki ratusan anggota di Jakarta,
Surabaya, dan Bandung. Kebanyakan dari mereka adalah musisi jalanan dan
mereka mengklaim diri mereka berubah sejak mengikuti gerakan ini.
Reza Purnama, mantan pemabuk yang menjadi anggota
Punk Muslim, mengatakan orang-orang seperti dirinya perlahan mulai
berhenti minum alkohol dan lirik-lirik lagu yang mereka ciptakan semakin
positif.
"Orang-orang tidak lagi memandang rendah kami,"
katanya terkait stigma yang menempel di komunitas punk
Setiap konser, penonton asyik menghentak kepala
dalam nyanyian menyanjung Nabi Muhammad dan mendengar khotbah. Hal ini,
menurut pendirinya, bisa mengalihkan para anggota ke jalan yang lebih
religius.
Ahmad Zaki, salah satu pendirinya mengatakan, "kita
bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik dan lebih positif. Karena
pada dasarnya punk itu sendiri adalah perlawanan."
Selain 'Punk Muslim', ada pula sejumlah komunitas
punk yang mendobrak stigma. Band Marjinal yang terbentuk awal 1997 di
Jakarta adalah salah satunya. Tak hanya bermain musik, mereka juga aktif
membuat rumah singgah bagi anak punk jalanan dan mengajari mereka
bisnis kreatif untuk mendapat uang
Posting Komentar