- Sangat disayangkan sikap yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan sewaktu menggelar sholat jumat semalam. Hadir bersama timnya, Anies menyambangi salah satu masjid di Bukit Duri. Banyak yang bertanya-tanya mengenai alasan Anies memilih melakukan shalat jumat di Bukit Duri. Namun pertanyaan itu akhirnya terjawab setelah Anies melakukan pidato yang justru menyentil seorang Presiden Jokowi. Berikut isi pidato singkat Anies Baswedan.
“Saya memilih untuk salat Jumat di sini, karena ini adalah tempat di mana rakyat persis lima tahun yang lalu, disebut terbuka dalam kampanye tidak digusur,”
Ia menyentil janji Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika kampanye untuk mengikuti Pilkada tahun 2012. Ketika itu, mereka berjanji tidak akan menggusur Kampung Duri.
“Tapi dalam kenyataannya, mereka (warga) harus pindah ke Rawa Bebek. Bagi warga Bukit Duri, kampanye pemilu diiringi dengan perasaan, ini (digusur) berulang nggak ya? karena mereka pernah merasakan,” beber Anies.
Kedatangan Anies ke Kampung Duri sekaligus untuk mengingatkan dirinya, bahwa setiap janji kampanye harus benar-benar dilaksanakan.
“Karena itu saya datang ke tempat ini untuk mengingatkan diri saya sendiri, dan mengingatkan seluruh yang bekerja bersama bahwa jangan ulangi peristiwa yang terjadi, jangan ulangi komitmen yang tidak dilaksanakan,” imbunya.
Kalaupun nanti ada penertiban di daerah tersebut, menurut Anies, pemerintah akan terlebih dahulu rembugan dengan warga.
“Gubernur sendiri yang harus ngomong sama rakyatnya, seperti kalau saya janjian sama Anda (wartawan), ya saya harus kasih tahu ke Anda, kalau nggak jadi, ternyata nggak bisa,” tandasnya.
Saya sempat berdiam sejenak menyelami maksud pidato Anies Baswedan, yang akhirnya saya mengerti ada maksud terselubung dibalik ucapannya. Seharusnya secara nalar, jika sudah dipastikan menang sangat tidak elok kembali mengungkit-ungkit kisah lama. Lagian penggusuran yang dilakukan sebenarnya untuk kepentingan rakyat banyak, yaitu untuk menghindari kawasan dari banjir. Lagi pula setalah dua kubu masing-masing calon sepakat untuk menenun kembali kain yang robek, semesetinya ucapan Anies diatas saya rasa tidak perlu, apalagi menyentil seorang Presiden yang adalah pilihan rakyat Indonesia. Karena hal ini justru berpotensi menyebabkan perselisihan diantara masing-masing pendukung.
Tapi disinilah saya mengerti bahwa ucapan Anies ini sebenarnya untuk menekuk Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Memang terlalu dini menyimpulkan hal ini, namun melihat situasi perkembangan yang terjadi saat ini, dan melihat ambisiusnya seorang Prabowo untuk maju di Pilpres hanya untuk membalaskan dendamnya adalah salah satu alasan terkuat kenapa penulis sampai menyimpulkan ini.
Tentu kita masih ingat, ketika masa kampanye Anies-Sandi beberapa bulan yang lalu. Prabowo Subianto sempat berorasi didepan ribuan pendukungnya, “jika kalian ingin saya Presiden, pilih Anies-Sandi.” Saya rasa tidak perlu ahli bahasa untuk mengerti maksud perkataan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Disana dia menyampaikan ambisinya untuk maju di Pilpres 2019 nanti. Dan semua startegi untuk 2019 nanti sudah mereka persiapkan dari sekarang, semua dimulai dari Anies, karena Jakarta adalah basis suara yang dinilai sangat menentukan kemenangan di pemilu nanti.
Kenapa Dimulai dari Anies?
Tentu banyak masyarakat awan yang belum mengerti hal ini. Semuanya dimulai dari Anies, Prabowo dan Gerindra. Di lingkaran internal mereka, Prabowo sudah mulai menginstruksikan Anies memegang komitmennya agar setia untuk tidak tergiur maju di Pilpres 2019 nanti. Hal ini terus diingatkan oleh Prabowo dan Gerindra, suapaya Anies tidak menyerong dan berkhianat seperti yang dilakukan Jokowi 2012 yang lalu. Ini sangat penting diingatkan karena Anies juga sangat berpotensi untuk mengalahkan Prabowo seandainya Anies lupa dengan ucapannya.
Setelah merasa mendapatkan kepastian, Prabowo memanfaatkan Anies sebagai orang suruhan untuk menjatuhkan Jokowi lewat pidatonya, dan semalam baru saja Anies memulai pekerjaannya yang mengatakan bahwa Jokowi dan Ahok adalah dua orang yang suka ingkar janji.
Lebih dari itu, sepertinya pribahasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, begitulah mungkin yang saat ini ada dibenak Prabowo. Dia tidak ingin memanfaatkan Anies hanya sekedar menjelekkan Jokowi, bahkan terdengar kabar, Anies juga disiapkan Prabowo sebagai Bank Berjalan, Prabowo sudah menugasi Anies-Sandi menyiapkan dana kampaye sebesar 5 T di Pilpres 2019 nanti.
“Prabowo memang secara khusus menugasi Anies-Sandi untuk mencari dana kampanye. Dan pos yang diincar adalah dana KLB itu Rp 5 Triliunan,” ujar sumber gerilyawan di Jakarta.
Sudah ada ikatan kontrak antara Prabowo dan Anies-Sandi, disini Anies-Sandi dijadikan tunggangan kuda bagi Prabowo. Pantas saja wajah Anies terlihat begitu sedih walaupun telah dinyatakan menang versi hitungan cepat. Sungguh miris!
Posting Komentar